RADICALTHOUGHT.ORG – Era Demokrasi Terpimpin merupakan salah satu periode penting dalam sejarah politik Indonesia, yang mencakup tahun-tahun antara 1957 hingga 1966 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Era ini ditandai dengan penggantian sistem demokrasi parlementer dengan sistem yang lebih sentralistik dan otoriter, di mana Soekarno memegang kekuasaan legislatif dan eksekutif yang luas. Artikel ini akan mengkaji konsep Demokrasi Terpimpin, implementasinya, serta dampak yang ditimbulkannya terhadap dinamika politik dan sosial di Indonesia pada waktu itu.

I. Latar Belakang Munculnya Demokrasi Terpimpin

A. Ketidakstabilan Politik
Era Demokrasi Terpimpin muncul sebagai respons terhadap ketidakstabilan politik yang terjadi selama periode Demokrasi Liberal. Pergantian kabinet yang sering dan konflik antarpartai menjadi faktor pendorong utama.

B. Kritik terhadap Demokrasi Parlementer
Soekarno mengkritik demokrasi parlementer karena dianggap tidak sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan Indonesia. Beliau berpendapat bahwa sistem tersebut menimbulkan ketidakstabilan dan menghambat pembangunan nasional.

II. Konsep Demokrasi Terpimpin

A. Filosofi Politik
Demokrasi Terpimpin didasarkan pada filosofi politik yang menggabungkan sentralisasi kekuasaan dengan pandangan bahwa pemimpin harus mengarahkan rakyat demi mencapai tujuan nasional.

B. Penolakan terhadap Liberalisme
Soekarno menolak liberalisme dan individualisme yang menjadi ciri khas demokrasi parlementer Barat, menggantinya dengan model yang lebih kolektivistik dan paternalistik.

III. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

A. Konsolidasi Kekuasaan
Dalam praktiknya, Demokrasi Terpimpin memusatkan kekuasaan pada Presiden Soekarno. Lembaga-lembaga demokrasi seperti parlemen memiliki peran yang sangat terbatas.

B. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Puncak dari implementasi Demokrasi Terpimpin ditandai dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan mengembalikan Indonesia ke UUD 1945, memperkuat kekuasaan presiden.

C. Penumpasan Pemberontakan
Era ini juga ditandai dengan upaya penumpasan pemberontakan dan penanganan gerakan separatis yang dianggap mengancam integritas nasional.

IV. Dampak Demokrasi Terpimpin

A. Pembangunan dan Stabilitas
Pada awalnya, Demokrasi Terpimpin memberikan stabilitas dan memungkinkan pembangunan infrastruktur dan beberapa proyek besar nasional dilaksanakan.

B. Penekanan Kritik dan Kebebasan Sipil
Seiring waktu, Demokrasi Terpimpin membatasi kebebasan pers dan pengekangan terhadap oposisi politik, yang mengurangi ruang bagi kritik dan diskusi publik.

C. Krisis Ekonomi dan Politik
Pada akhir era ini, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berat dan gejolak politik yang memuncak pada peristiwa Gerakan 30 September dan akhirnya berujung pada transisi ke Orde Baru.

Era Demokrasi Terpimpin merupakan bab yang kompleks dan kontroversial dalam sejarah Indonesia. Konsep yang diusung oleh Presiden Soekarno ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan mempercepat pembangunan nasional, namun pelaksanaannya membawa konsekuensi yang luas, termasuk penekanan terhadap demokrasi dan hak-hak sipil. Meskipun era ini berakhir dengan pergantian rezim, Demokrasi Terpimpin telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam ingatan kolektif bangsa Indonesia dan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keseimbangan antara kekuasaan pemerintah dan kebebasan warganya.